Senin, 14 Mei 2018

Ini Agenda THE SEVENTH EAST NUSANTARA CONFERENCE


(Foto: Saat Konferensi berlangsung)
TEROPONGDANIL-KUPANG- Setelah Workshop di UKAW (7-13 Mei 2018) kemarin,http://teropongdanil.blogspot.co.id/2018/05/ukaw-kupang-adakan-workshop.html?m=1, 3 universitas kembali mengadakan The Seventh East Nusantara Conference dengan berbagai agenda. 

Konferensi yang berlangsung selama 2 hari (14-15) di hotel T-More itu dihadiri barbagai peneliti yang akan mempresentasikan karya ilmiahnya. Lihat pada gambar berikut: πŸ‘‡

* Hari pertama

** Hari Kedua

#Foto-foto konferensi













THE NEXT WORKSHOP, JUNE: UNTRIB AKAN JADI TUAN RUMAH

(Foto: Dekan UKAW, June Jacob)
TEROPONGDANIL-KUPANG- Panitia penyelenggara Workshop dokumentasi bahasa daerah NTT, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), June Jacob menyebutkan the next workshop, Universitas Tribuana (UNTRIB)-Alor akan jadi tuan rumah. 

"UNTRIB Alor akan jadi tuan rumah the next workshop"

Itu disampaikan Dekan UKAW saat pembagian sertifikat untuk semua peserta yang dinyatakan lulus, Minggu 13 Mei 2018. 
(Foto: Peserta Workshop dari UNTRIB Alor) 
Dirinya menilai, antusias mahasiswa/i UNTRIB yang dengan semangat ikut serta dalam kegiatan seminggu ini akan menjadi motivasi tersendiri dalam merefitalisasi ragam bahasa dan budaya di pulau Alor

"Antusias Mahasiswa/i UNTRIB ini menjadi motivasi tersendiri dalam refitalisasi ragam bahasa dan budaya di pulau Alor" pungkas June

Dia juga menambahkan, kita harus membuat satu wada, seperti Language Center di senat mahasiswa sehingga lebih cepat membantu dalam pendokumentasian dimaksut. 

"kami akan mulai dengan UKAW,  diharapkan UNTRIB pun setelah ini punya Language Center di Senat mahasiswa. Ini lebih cepat dalam dokumentasi bahasa daerah" imbuhnya

Hal itu direspon baik oleh ketua program studi (Kepro)  Bahasa Inggris UNTRIB, Adolfina Moybeka

"kami sudah punya lenguage center, hanya saja belum berjalan maksimal" tanggap Adolfina
(Foto: Kepro Bing UNTRIB Alor, Adolfina (baju berwarna Ping), saat foto bersama Mahasiswa/i-nya
Ia pun menyebutkan, "dengan pengalaman mengikuti workshop ini, kami (UNTRIB), mendapat hal baru dan akan menjadi bekal dalam pendokumentasian bahasa daerah di Alor. Tentunya kami siap" 

Baca selengkapnya πŸ‘‡πŸ‘‡

(*Danil) 


Minggu, 13 Mei 2018

USAI WORKSHOP, SEMUA PESERTA DINYATAKAN LULUS DAN DIBERI SERTIFIKAT

(Foto: Amos Sir saat menerima sertifikat dari Committee Reppresentative of Leiden (Marian), Hawaii (Gary) , & UKAW (June) disaksikan peserta lain
TEROPONGDANIL-KUPANG- Usai kegiatan Workshop di Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) dalam rangka Documenting Minority Languages in Nusa Tenggara Timur, peserta yang hadir dinyatakan lulus dan diberi sertifikat.

Kegiatan yang di organisir oleh UKAW, Universitas Leiden dan Universitas Hawaii ini telah berlangsung sejak tanggal 7-13 Mei 2018. Itu disponsori langsung oleh Netherlands Organisation for Scientific Research (NWO).

Marian Klamer yang memprakarsai kegiatan ini saat membagikan setifikat (13/05), mengapresisi semua peserta yang berpartisipasi aktif dan mampu melaksanakan semua progam dengan baik.

"Saya mengapresiasi semua yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dan mampu melaksanakan semua progam dengan baik" terang Marian
(Kekompakan Tim dalam menyelesaikan transkripsi)
Pujian datang dari Committee Reppresentative of Leiden, Gary Holton bahwa disemua tempat yang perna ia kunjungi dalam kegiatan workshop, NTT paling luar biasa.

"Saya hampir mengikuti semua kegiatan Workshop yang berkaitan dengan bahasa, dan disini (NTT), paling luar biasa" ungkap Gary

Sedangkan panitia selaku Dekan UKAW, June Jacob berharap ini akan terus berlanjut. Tidak hanya disini (kupang) tapi juga tempat lain. 

"saya harap ini akan terus berlanjut. Tidak hanya di kupang tapi juga di tempat lain" perciknya
(Foto bersama mahasiwa/i UNTRIB Alor) 
Dengan antusias para mahasiswa/i Universitas Tribuana (UNTRIB)-Alor dirinya optimis, tahun berikut mereka akan jadi tuan rumah. 

"antusias para mahasiswa/i UNTRIB-Alor, saya optimis tahun berikut mereka akan jadi tuan rumah" tutup June
(Foto: Semua peserta, perwakilan dari berbagai daerah di NTT) 
Perlu diketahui bahwa progarm yang dipelajari para peserta antara lain: making recording (videos and Audios), Wordlist, ELAN, Mffmpeg, JVC, HitFilmExpress, WeSay, OpenOffice.

Baca selengkapnya πŸ‘‡πŸ‘‡
teropongdanil.blogspot.co.id/2018/05/ukaw-kupang-adakan-workshop.html?m=1

(*Danil)

Sabtu, 12 Mei 2018

Menemukan Penutur Terakhir Bahasa Abui

(Repost: 20 Agustus 2017 23:14 wib)
Kampung Takpala di kecamatan Alor Tengah Utara (ATU), didiami oleh suku Abui, suku dengan populasi terbesar di Kabupaten Alor. Dalam kesehariannya seluruh warga Kampung Takpala menggunakan Bahasa Abui untuk berinteraksi satu sama lain. 
(Repost: 20 Agustus 2017 23:14 wib)
Namun bahasa Abui sudah hampir punah karena tidak ada lagi sang pewaris tutur. Beruntung ada Danil, seorang pemuda Abui yang berupaya melestarikan aksara warisan nenek moyangnya. (SOF)

https://m.medcom.id/video/360/0KvGAvoN-menemukan-penutur-terakhir-bahasa-abui

Rabu, 09 Mei 2018

LESTARIKAN BAHASA DAERAH, INI PESAN ORANGTUA ABUI DI KUPANG

Foto: Matias Malaimakani (Tengah), Tertius Atalani (Kiri), & Danil (Kanan)
TEROPONGDANIL-Kupang- Melestarikan bahasa daerah merupakan kesadaran yang perlu diapresiasi. Itu disampaikan orangtua Alor, Matias Malaimakani saat ditemui peserta workshop internasional dalam pendokumentasian bahasa daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu 9 Mei 2018.

"melestarikan bahasa daerah itu merupakan kesadaran yang perlu diapresiasi"

Lebih jelas, dirinya menegaskan, generasi muda harus jadi ujung tombak agar bahasa daerah tidak punah

"anak muda itu harus jadi ujung tombak agar bahasa daerah tidak punah" tegas pensiunan guru ini

Dia pun memberi contoh, "anak saya Abraham dan Maria itu kalau di rumah, kami (dengan istrinya, Naomi Padakari) bicara pake bahasa Abui. Akhirnya mereka bisa"

Dibenarkan pensiunan kejaksaan tinggi negeri kupang, Tertius Atalani bahwa di rumah, kedua anak itu sering gunakan bahasa daerah (Abui) dengan kedua orangtuanya (Matias & Naomi).
Foto: Mama Herlofina Kalmata saat didokumentasi oleh Omi (Peserta)
Selain itu, bersama orangtua abui lainnya, Herlofina Kalmata dan Markus Melang berterima kasih kepada penyelenggara Workshop yang melirik bahasa daerah mereka (Abui). 
Foto: Bpk Markus Melang saat didokumentasi oleh Fivi (Peserta)
Perlu diketahui bahwa ada 7 group yang dibagi dalam penelitian lapangan, masing-masing 1. Rote (Tii), 2. Rote (Lole), 3. Amarasi (Nekmese), 4. Amarasi (Buraen), 5. Helong (Bolok), 6. Oesao (Termanu) dan 7. Abui (Kupang).
(Foto: Peneliti Lapangan group 7, Danil,  Nisa, Omi,  Leah, Fivi) 
Note: Kenali lebih dekat Kegiatan Workshop dibawa iniπŸ‘‡

1. Foto di lapangan yang bisa dilihat:πŸ‘‡πŸ‘‡
2. Foto saat pembekalan yang bisa dilihatπŸ‘‡



Selasa, 08 Mei 2018

UKAW KUPANG ADAKAN WORKSHOP INTERNASIONAL BAHASA DAERAH NTT

(Foto: Saat Workshop berlangsung)
TEROPONGDANIL-Kupang- Dalam mendokumentasikan bahasa daerah di provinsi Nusa Tenggara Tumur (NTT), Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), adakan workshop Internasional

Kegiatan yang melibatkan perwakilan daerah Alor Pantar, Rote, Sabu, Sumba, Kupang, daratan Timor, Flores Timur dan sejumlah mahasiswa/i dari Universitas Leiden serta Hawaii itu sudah berlansung sejak senin 7 Mei 2018.
(Foto: Saat perwakilan mahasiswa/i Leiden & Hawaii presentasi)
Prof. Marin Klamer yang memprakarsai kegiatan tersebut saat ditemui (08/05), menyebutkan "ini akan berlangsung selama satu minggu, yakni tanggal 7 - 13 mei mendatang"

Sedangkan menurut dekan UKAW, June Jacob  ini merupakan kegiatan yang dapat melatih mahasiswa/i dalam penggunaan alat rekam serta cara transkripsi yang baik ketika penelitian lapangan. Apa lagi ini berkaitan dengan budaya dan bahasa. Itu dibenarkan guru senior Amos Sir
(Foto: Saat melakukan perekaman)
"inikan momen dimana melatih katong pung mahasiswa/i dalam penggunaan alat rekam juga cara transkripsi yang baik ketika melakukan penelitian terhadap dong pung bahasa dan budaya sendiri to..!" terang June dengan logat Kupang Maley

Selain itu, dirinya juga menegaskan "agar kita lebih dekat dengan budaya dan bahasa lokal itu sendiri sebagai identitas diri karena bukan kita, siapa lagi yang mau teliti katong pu bahasa?" Imbuh June
(Selfi bersama sebelum meninggalkan ruangan Workshop)
Setelah dibekali dengan sejumlah materi, selanjudnya para mahasiswa/i akan terjun ke lapangan selama 3 hari (Rabu, kamis & Jumat), dan kembali ke tempat kegiatan, Lantai 2 kampus publik UKAW.

Itu masing-masing, Rote (Tii), Rote (Lole), Amarasi (Nekmese), Amarasi (Buraen), Helong (Bolok), Abui (Kupang) dan Oesao (Termanu) sebagai bentuk aktualisasi dari workshop

Perlu diketahui bahwa Workshop ini disponsor langsung oleh Netherlands Organisation for Scientific Research (NWO). (*Danil)

Rabu, 07 Februari 2018

KENALKAN MOTIF DAERAH TTS, TIA: INSPIRASI DATANG DARI NORCI

(Tia Tuke dengan balutan motif TTS)
Teropongdanil-Soe- Rupanya semangat anak muda dalam memperkenalkan motif daerah Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur makin mengundul. Hal itu dialami Tia Tuke yang mengaku terinspirasi ketika  melihat postingan-postingan Norci Nomleni via akun facebook (FB). 

"Ci Nomleni (nama pada akun FB Norci), merupakan salah satu perempuan TTS yang gemar memamerkan motif-motif daerah asalnya lewat medsos, sehingga tidak heran menjadi inspirasi tersendiri buat saya" terang Tia

Via WA (07/02), wanita kelahiran Oebello, Amanuban Selatan, 20 Agustus 1993 itu berpendapat bahwa apa yang dilakuka Nomleni saat ini, karna ia tidak ingin tenun dari daerahnya punah. Itu yang menjadi inspirasi tersendiri bagi Tia

"saya melihat, apa yang dilakuna Noci Nomleni menjadi inspirasi tersendiri sebab itu adalah bentuk kepedulian dan tidak ingin motif tenun daerah itu punah" imbuhnya
"saya pun kemudian terpanggil untuk memperkenalkan tenun motif daerah TTS via FB. Itu dimulai dari kampung halaman saya di Kecamatan Amanuban Selatan. (lihat akun FB Tia Nope)" imbuhnya

Selain itu, dirinya juga berharap tenun daerah TTS bisa dikenal masyarakat luas terutama mancanegara

"semoga tenunan dari daerah TTS ini dapat dikenal masyarakat luas terutama mancanegara"

Pesan buat anak muda umumnya dan khususnya TTS, Tia menyebutkan "saya mulai dari Amanuban, untuk itu, generasi muda tidak lagi malu-malu atau merasa kuno pamerkan motif daerah.
(*klik dibawa ini agar bisa kenal lebih dekat sosok Ci NomleniπŸ‘‡πŸ‘‡)
http://teropongdanil.blogspot.co.
(*DanilTakpala)

Minggu, 04 Februari 2018

RUPANYA PUNYA MAGNET SENDIRI, TAKPALA BIKIN PENASARAN ARIANI KAFOMAI

(Foto: Ariani Kafomai dengan busana adat Takpala)
Teropongdanil-Kalabahi- Obyek wisata Takpala yang terletak di Dusun II, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU), Kabupaten Alor, NTT ini rupanya punya magnet tersendiri hingga buat penasaran Ariani Kafomai

Pasalnya, wanita berparas cantik ini sering melihat foto-foto yang keren via facebook dan instagram. Meskipun ber-KTP Alor, Ia belum perna menyentuh langsung suasana disana.

"saya lihat banyak orang foto-foto disitu. Pakai pakaian adat dan itu keren sekali. Makanya saya penasaran mau ke Takpala" ungkap wanita yang sering disapa Nini ini.
(Susunan rumah-rumah adat di Takpala)
Wanita kelahiran Atambua, 3 April 1995 ini, via WA (04/02), nampakanya puas setelah memenuhi undangan penasaeannya itu (03/02), kemarin.

Sesampainnya disana, "Takpala keren. Benara-benar masih terasa adatnya. Orangtua disana pun sangat welcome dan menambah kesejukan saat melihat rumah-rumah adat. Pokonya mantapla" Terang Nini

"Saya kira, tempat seperti ini harus terus dipelihara dan dijaga baik oleh pemerintah daerah agar tetap hidup. Ini adalah daya tarik wisata yang telah buat harum nama Nusa Kenari, Alor" tutup wanita yang bernama lengkapa, Ariani Paskalia Tahu Kafomai itu. (*DanilTakpala)

Koleksi ArianiπŸ‘‡



Minggu, 28 Januari 2018

RUA IX PERMAPAR KUPANG AKHIRNYA SAMPAI TITIK PUNCAK

Foto usai rangkaian kegiatan RUA IX PERMAPAR-KPG
Teropongdanil-Kupang- Rapat umum anggota (Rua), persatuan mahasiswa pantar (Permapar), kupang yang dimulai sejak (26-28/01), akhirnya sampi titik puncak.

Pada penghujung Rua (29/01), terpilih pucuk pimpinan baru yang akan menahkodai roda organisasi Permapar selama satu masa bakti kedepan (satu tahun, 2018-2019).

Hasil pemilihan itu berhasil menetapkan Rofinus Kamba (Ketum), Stefanus Lily Mau (Sekum) dan Finch Diana Pandu (Bendum).

Usai rangkaian kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan ramatama dan acara bebas yang dibalut dalam tarian lego-lego bersama. (*DanilTakpala)

Jumat, 26 Januari 2018

PERMAPAR KUPANG SELENGGARAKAN RUA IX DAN DIES NATALIS X

Foto saat John E Blegur Membuka Kegiatan
Teropongdanil-Kupang- Persatuan Mahasiswa Pantar Kupang (PERMAPAR-KPG) selenggarakan Rapat Umum Anggota (RUA) IX dan Dies Natalis X di Aula asrama mahasiswa pemerintah kabupaten Alor, jumat, 26 januari 2018.
Foto saat Aleta Baun membawakan sambutan
Kegiatan tersebut resmi dibuka oleh orangtua pantar, yang juga pemilik sanggar alor KULIGGANG di kupang, John Ena Blegur. Itu dihadirih sejumlah anggotan PERMAPAR juga ormawa lain serta para senior dan anggota komisi III DPR Provinsi NTT, Aleta Baun yang menghadiri undangan. (*DanilTakpala)

Selasa, 23 Januari 2018

SOFIA KASE: JANGAN PERNAH MALU DENGAN BUDAYA SENDIRI

(Foto: Sofia Kase dengan balutan motif Amanatun, TTS)
Teropongdanil-Kupang- Budaya daerah merupakan identitas yang melekat pada setiap insan, hal itu yang membuat Sofia Kase menyebutkan jangan pernah malu dengan budaya sendiri.

"Kita punya cara masing-masing untuk memperkenalkan identitas daerah, intinya, jangan pernah malu dengan budaya sendiri" terang Sofi

Wanita Asal Timor Tengah Selatan (TTS), kelahiran kupang, 23 September 1991 itu dengan caranya memamerkan motif daerah, tenun ikat lewat akun instagram (@sovykase).
(SK membaluti dirinya dengan motif daerah asal)
Via WA (23/01), menambahkan, sudah dari kecil dia menyukai motif daerah asal, Amanatun. Sehingga tidak heran yang dipamerkan itu dari kampungnya.

"saya sudah suka motif daerah sejak kecil. Karena dari Amanatun, maka yang diposting juga semua asal dari kampung sendiri" imbuhnya

Selain mengajak untuk cinta budaya, dirinya juga ingin menunjukan kalau rajutan motif amanatun itu tidak kalah menarik dengan daerah-daerah lain.

"saya juga sebenarnya ingin menunjukan kepada publik kalau rajutan motif Amanatun itu tidak kalah menarik dengan daerah-daerah lain" tutup Sofi. (*DanilTakpala)

Jumat, 19 Januari 2018

VIA FB, FANMAKUNI UNGKAPKAN RASA KECAWANYA TERHADAP PEMDA

Putra daerah yang kini mengharumkan nama Alor NTT
Teropongdanil-Cina- Putra daerah, Marselius Fanmakuni yang kini mengharumkan nama Alor, Nusa Tenggara Timur di negeri Seberang, Cina, pada akun facebook (FB)-nya, mengungkapkan rasa kesal terhadap pemerintah daerah.
MF
Setelah di konfirmasi Via WA, ini balasannya: "Karena Berkat Tuhan, dan Beberapa Tahun Lalu saya bermain di Bola Di MU,Singapura,Malaysia, Pujih Tuhan Saya Tampil Bagus, sehingga saya di percayakan lagi untuk ke China Perwkln dri Ntt" copast

Menanggapi postingan di akun FB-nya. Ini yang dia Ungkapkan 
"Ow iya satu lagi kaka ini isi hati adik kk. Tapi sayang dari 2015-2017 Berbagai Prestasi yang adik Raih, Baik di Tingkat Kabupaten,Provinsi,Nasional,maupun internasional...apa yang adik dapat dari  Pemda: 0. Tida ada peratian dari pemda juga. itu yg adik kecewa"

Lihat selengkapnya

MAKLON MESTUNI: KENALI KAIN ADAT SEMBIHUTUS, HELONG NTT

Anak Daerah : Maklon Hatti Mestuni dengan motif daerah, Helong
Teropongdanil-Semau- SEMBIHUTUS Adalah Kain Adat Nusa Bungtilu atau lebih dikenal dengan pulau Semau. Pulau Semau adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian barat pulau Timor.

Pulau ini terdiri atas dua pemerintahan kecamatan, yaitu kecamatan Semau (Utara) dan Kecamatan Semau Selatan. Pulau Semau termasuk pemerintahan Kabupaten Kupang.

Nusa Bungtilu adalah nama asli Pulau Semau. Itu memiliki arti sebagai Pulau Bunga Tiga Warna. Bunga di sini bukan bunga yang biasanya kita kenal, tetapi kapas yang dipakai untuk menenun kain adat. 

Adapun kain adat yang dipakai disini adalah kain yang dipakai untuk kegiatan adat tertentu. Ketiga warna tersebut adalah warna hitam, putih dan merah.
Anak Daerah : Maklon Hatti Mestuni dengan motif daerah, Helong

Nusa Bungtilu bisa juga disebut sebagi cikal bakal terbentuknya tenun adat dari beberapa suku di Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana tiga warna yang dimaksud adalah tiga warna kain adat dari suku Helong (penduduk asli).

Kemudian ada juga suku Timor dan suku Rote. Untuk Suku Helong warna dominan kain adatnya adalah warna putih (di antara warna merah), dan Suku Timor warna dominan kain adatnya adalah warna merah. Sedangkan untuk kain adat Rote warna dominan adalah hitam.

Nusa Bungtilu bisa dibilang menampung beberapa suku. tetapi sebenarnya suku asli Pulau Semau atau Nusa bungtilu adalah Suku Helong. Sedangkan suku yang lain, banyak juga di Pulau Semau adalah Suku Rote.

Pulau Semau memiliki banyak sekali potensi yang sebenarnya belum dapat diperhatikan oleh pemerintah setempat. Tetapi walaupun demikian kalau diperhatikan lebih dekat maka potensi yang dimiliki pulau tersebut adalah kaya budaya karena terdiri atas beragam suku.

Bukan hanya itu, melainkan potensi yang lain pun sebenarnya ada disana. Itu adalah pertanian, peternakan dan kelautan.

By Anak Daerah : Maklon Hatti Mestuni dari Lokasi Desa Letbaun, Pulau Semau, Kupang, Nusa Tengga Timur. (*DanilTakpala)

Kamis, 18 Januari 2018

NOMLENI: DASAR BUDAYA ITU MILIKI NILAI YANG SANGAT TINGGI

Salam Budaya: Ci Nomleni dengan balutan motif TTS
Teropongdanil-Niki-niki- Wanita ini dikenal gencar memamerkan motif daerah asalnya, Timor Tengah Selatan (TTS) lewat akun facebook (FB)-nya. Via WA (18/01), dirinya menyebutkan dasar budaya itu memiliki nilai yang sangat tinggi, mahal harganya.

"Dasar budaya itu memiliki nilai yang sangat tinggi. Itu mahal harganya dan perlu di junjung tinggi. Dilihat dari sudut pandamng agama budaya itu adalah sebuah Anugerah yang dititip oleh Tuhan"

Pesan untuk para penenun, Nomleni berharap, mencinptakan sesuatu yang berguna untuk kebutuhan manusia sebab apa yang ada sekarang itu adalah anugerah. Tentunya dia mengajak, agar tidak siasiakan hal itu.

"Saya mengaplikasikan budaya disana (Boti dan Fatulopo) dengan benar. Artinya membuat dengan hati. Tuhan telah memberikan anugerah kepada setiap daerah, maka itu harus dijunjung tinggi sebab kalau bukan kita, siapa lagi??"

Hal itu sangat mendasari hidup Ci Nomleni sehingga tidak sedikitpun ia menodai motif daerahnya. Sangat terlihat jelas di akaun FB (Ci Nomleni), dia memamerkan hasil tenunan produk sendiri. Tidak heran dia mengedepankan budaya sebagai anugerah Tuhan.

"Saya coba menaplikasikan budaya disana untuk menjadikan sebuah tenunan. Tidak menghilangkan nilai pakaian adatnya. Saya coba memahimi suatu budaya itu dengan hati seperti yang terlihat di postingan FB. Budaya itu memang indah" terang Nomleni. 

Mendalam maknanya. Itulah hikma jika seseorang memahami betul budaya sebagai anugerah dari Tuhan. "Salam Budaya" Ci Nomleni

KENALI SI PARAS CANTIK YANG GENCAR POSTING MOTIF TTS

Si paras cantik dengan motif daerah TTS (Ci Nomleni)
Teropongdanil-Niki-niki- Sejak dibangku kulia, Si wanita berparas cantik ini sudah menyukai motif daerahnya dari Timor Tengah Selatan (TTS). Hal itu diaminkan dia dengan gencar memosting pada akun facebook (lihat akun, Ci Nomleni).

Wanita yang lahir diantara dua keluarga besar, Nomleni dan Bees itu lahir di niki-niki,18 Agustus 1993 silam dan diberi nama Norci Nomleni.
Anak bungsu (10) dari seorang ayah pensiunan telkom (Jermias Nomleni dari Boti) dan ibu rumah tangga (Maria Bees dari Fatulopo) itu sejak berumur 7 tahun, dia mulai masuk Sekolah Dasar di Inpres Ekpulen, Niki-niki. Selanjutnya Ci menamatkan diri pada jenjang SMP dan SMA Negri 1 Amanuban Tengah, Niki-niki.

Usai tamat SMA tahun 2010, Ci merantau selama 1 tahun ke pulau surga dunia Indonesia, Bali untuk mecari pengalaman dengan mengikuti kursus komputer.
Setelah itu, tahun 2012 Ci kembali ke kampung dan mengambil keputasan untuk kulia disalah satu kampus di kota kupang yaitu sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri.

Dari dunia kampus (usai wisuda 2016), Ci kembali ke kampung dan mulai terinspirasi untuk meniru tenunan dari kamupung Ibunya (Fatulopo). Yang menenun disana pun adalah saudari Maria Bees, ibunya.

Dari situ, Ci mulai mengumpulkan selimut dan sarung Boti juga fatulopo kemudian mencari ide untuk membuat suatu kreatifitas dengan rajutan tenunan motif daerah setempat.
Hingga terlihat pada akun facebooknya seperti sekarang, itu tidak luput dari bantuan kakak, Leta nomleni dan adik angkat, Astriliana manafe dalam memodifikasi pakian adat untuk dijadikan gaun atau dipakai untuΔ· pesta maupun gereja.

Karena memiliki segudang pengalaman, dirinya bukan saja mencantumkan motif pada pakaian, melainkan Ci memodifikasi sepatu bekas dengan tenunan, buatan secara manual.
Bagi Ci, pada akhirnya dia bisa menghasilkan kreatifitas juga lapanagn kerja baru walaupun tidak semewah, namun memuaskan dan sudah banyak dipesan hasil produk tersebut.

Perlu diketahui bahwa wanita yang gemar menyanyi ini pun tahun (2018), ahirnya dapat bekerja di kantor Depak TTS sebagai seorang penyuluh agama kristen.

Yang berminat dengan motif Timor, khusus Boti dan Fatulopo, silahkan menghubungi alamat dibawa ini, dia adalah adminnya.πŸ‘‡
Imel norcinomleni557@gmail.com
WA: 085337579718. (*DanilTakpala)