Minggu, 28 Januari 2018

RUA IX PERMAPAR KUPANG AKHIRNYA SAMPAI TITIK PUNCAK

Foto usai rangkaian kegiatan RUA IX PERMAPAR-KPG
Teropongdanil-Kupang- Rapat umum anggota (Rua), persatuan mahasiswa pantar (Permapar), kupang yang dimulai sejak (26-28/01), akhirnya sampi titik puncak.

Pada penghujung Rua (29/01), terpilih pucuk pimpinan baru yang akan menahkodai roda organisasi Permapar selama satu masa bakti kedepan (satu tahun, 2018-2019).

Hasil pemilihan itu berhasil menetapkan Rofinus Kamba (Ketum), Stefanus Lily Mau (Sekum) dan Finch Diana Pandu (Bendum).

Usai rangkaian kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan ramatama dan acara bebas yang dibalut dalam tarian lego-lego bersama. (*DanilTakpala)

Jumat, 26 Januari 2018

PERMAPAR KUPANG SELENGGARAKAN RUA IX DAN DIES NATALIS X

Foto saat John E Blegur Membuka Kegiatan
Teropongdanil-Kupang- Persatuan Mahasiswa Pantar Kupang (PERMAPAR-KPG) selenggarakan Rapat Umum Anggota (RUA) IX dan Dies Natalis X di Aula asrama mahasiswa pemerintah kabupaten Alor, jumat, 26 januari 2018.
Foto saat Aleta Baun membawakan sambutan
Kegiatan tersebut resmi dibuka oleh orangtua pantar, yang juga pemilik sanggar alor KULIGGANG di kupang, John Ena Blegur. Itu dihadirih sejumlah anggotan PERMAPAR juga ormawa lain serta para senior dan anggota komisi III DPR Provinsi NTT, Aleta Baun yang menghadiri undangan. (*DanilTakpala)

Selasa, 23 Januari 2018

SOFIA KASE: JANGAN PERNAH MALU DENGAN BUDAYA SENDIRI

(Foto: Sofia Kase dengan balutan motif Amanatun, TTS)
Teropongdanil-Kupang- Budaya daerah merupakan identitas yang melekat pada setiap insan, hal itu yang membuat Sofia Kase menyebutkan jangan pernah malu dengan budaya sendiri.

"Kita punya cara masing-masing untuk memperkenalkan identitas daerah, intinya, jangan pernah malu dengan budaya sendiri" terang Sofi

Wanita Asal Timor Tengah Selatan (TTS), kelahiran kupang, 23 September 1991 itu dengan caranya memamerkan motif daerah, tenun ikat lewat akun instagram (@sovykase).
(SK membaluti dirinya dengan motif daerah asal)
Via WA (23/01), menambahkan, sudah dari kecil dia menyukai motif daerah asal, Amanatun. Sehingga tidak heran yang dipamerkan itu dari kampungnya.

"saya sudah suka motif daerah sejak kecil. Karena dari Amanatun, maka yang diposting juga semua asal dari kampung sendiri" imbuhnya

Selain mengajak untuk cinta budaya, dirinya juga ingin menunjukan kalau rajutan motif amanatun itu tidak kalah menarik dengan daerah-daerah lain.

"saya juga sebenarnya ingin menunjukan kepada publik kalau rajutan motif Amanatun itu tidak kalah menarik dengan daerah-daerah lain" tutup Sofi. (*DanilTakpala)

Jumat, 19 Januari 2018

VIA FB, FANMAKUNI UNGKAPKAN RASA KECAWANYA TERHADAP PEMDA

Putra daerah yang kini mengharumkan nama Alor NTT
Teropongdanil-Cina- Putra daerah, Marselius Fanmakuni yang kini mengharumkan nama Alor, Nusa Tenggara Timur di negeri Seberang, Cina, pada akun facebook (FB)-nya, mengungkapkan rasa kesal terhadap pemerintah daerah.
MF
Setelah di konfirmasi Via WA, ini balasannya: "Karena Berkat Tuhan, dan Beberapa Tahun Lalu saya bermain di Bola Di MU,Singapura,Malaysia, Pujih Tuhan Saya Tampil Bagus, sehingga saya di percayakan lagi untuk ke China Perwkln dri Ntt" copast

Menanggapi postingan di akun FB-nya. Ini yang dia Ungkapkan 
"Ow iya satu lagi kaka ini isi hati adik kk. Tapi sayang dari 2015-2017 Berbagai Prestasi yang adik Raih, Baik di Tingkat Kabupaten,Provinsi,Nasional,maupun internasional...apa yang adik dapat dari  Pemda: 0. Tida ada peratian dari pemda juga. itu yg adik kecewa"

Lihat selengkapnya

MAKLON MESTUNI: KENALI KAIN ADAT SEMBIHUTUS, HELONG NTT

Anak Daerah : Maklon Hatti Mestuni dengan motif daerah, Helong
Teropongdanil-Semau- SEMBIHUTUS Adalah Kain Adat Nusa Bungtilu atau lebih dikenal dengan pulau Semau. Pulau Semau adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian barat pulau Timor.

Pulau ini terdiri atas dua pemerintahan kecamatan, yaitu kecamatan Semau (Utara) dan Kecamatan Semau Selatan. Pulau Semau termasuk pemerintahan Kabupaten Kupang.

Nusa Bungtilu adalah nama asli Pulau Semau. Itu memiliki arti sebagai Pulau Bunga Tiga Warna. Bunga di sini bukan bunga yang biasanya kita kenal, tetapi kapas yang dipakai untuk menenun kain adat. 

Adapun kain adat yang dipakai disini adalah kain yang dipakai untuk kegiatan adat tertentu. Ketiga warna tersebut adalah warna hitam, putih dan merah.
Anak Daerah : Maklon Hatti Mestuni dengan motif daerah, Helong

Nusa Bungtilu bisa juga disebut sebagi cikal bakal terbentuknya tenun adat dari beberapa suku di Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana tiga warna yang dimaksud adalah tiga warna kain adat dari suku Helong (penduduk asli).

Kemudian ada juga suku Timor dan suku Rote. Untuk Suku Helong warna dominan kain adatnya adalah warna putih (di antara warna merah), dan Suku Timor warna dominan kain adatnya adalah warna merah. Sedangkan untuk kain adat Rote warna dominan adalah hitam.

Nusa Bungtilu bisa dibilang menampung beberapa suku. tetapi sebenarnya suku asli Pulau Semau atau Nusa bungtilu adalah Suku Helong. Sedangkan suku yang lain, banyak juga di Pulau Semau adalah Suku Rote.

Pulau Semau memiliki banyak sekali potensi yang sebenarnya belum dapat diperhatikan oleh pemerintah setempat. Tetapi walaupun demikian kalau diperhatikan lebih dekat maka potensi yang dimiliki pulau tersebut adalah kaya budaya karena terdiri atas beragam suku.

Bukan hanya itu, melainkan potensi yang lain pun sebenarnya ada disana. Itu adalah pertanian, peternakan dan kelautan.

By Anak Daerah : Maklon Hatti Mestuni dari Lokasi Desa Letbaun, Pulau Semau, Kupang, Nusa Tengga Timur. (*DanilTakpala)

Kamis, 18 Januari 2018

NOMLENI: DASAR BUDAYA ITU MILIKI NILAI YANG SANGAT TINGGI

Salam Budaya: Ci Nomleni dengan balutan motif TTS
Teropongdanil-Niki-niki- Wanita ini dikenal gencar memamerkan motif daerah asalnya, Timor Tengah Selatan (TTS) lewat akun facebook (FB)-nya. Via WA (18/01), dirinya menyebutkan dasar budaya itu memiliki nilai yang sangat tinggi, mahal harganya.

"Dasar budaya itu memiliki nilai yang sangat tinggi. Itu mahal harganya dan perlu di junjung tinggi. Dilihat dari sudut pandamng agama budaya itu adalah sebuah Anugerah yang dititip oleh Tuhan"

Pesan untuk para penenun, Nomleni berharap, mencinptakan sesuatu yang berguna untuk kebutuhan manusia sebab apa yang ada sekarang itu adalah anugerah. Tentunya dia mengajak, agar tidak siasiakan hal itu.

"Saya mengaplikasikan budaya disana (Boti dan Fatulopo) dengan benar. Artinya membuat dengan hati. Tuhan telah memberikan anugerah kepada setiap daerah, maka itu harus dijunjung tinggi sebab kalau bukan kita, siapa lagi??"

Hal itu sangat mendasari hidup Ci Nomleni sehingga tidak sedikitpun ia menodai motif daerahnya. Sangat terlihat jelas di akaun FB (Ci Nomleni), dia memamerkan hasil tenunan produk sendiri. Tidak heran dia mengedepankan budaya sebagai anugerah Tuhan.

"Saya coba menaplikasikan budaya disana untuk menjadikan sebuah tenunan. Tidak menghilangkan nilai pakaian adatnya. Saya coba memahimi suatu budaya itu dengan hati seperti yang terlihat di postingan FB. Budaya itu memang indah" terang Nomleni. 

Mendalam maknanya. Itulah hikma jika seseorang memahami betul budaya sebagai anugerah dari Tuhan. "Salam Budaya" Ci Nomleni

KENALI SI PARAS CANTIK YANG GENCAR POSTING MOTIF TTS

Si paras cantik dengan motif daerah TTS (Ci Nomleni)
Teropongdanil-Niki-niki- Sejak dibangku kulia, Si wanita berparas cantik ini sudah menyukai motif daerahnya dari Timor Tengah Selatan (TTS). Hal itu diaminkan dia dengan gencar memosting pada akun facebook (lihat akun, Ci Nomleni).

Wanita yang lahir diantara dua keluarga besar, Nomleni dan Bees itu lahir di niki-niki,18 Agustus 1993 silam dan diberi nama Norci Nomleni.
Anak bungsu (10) dari seorang ayah pensiunan telkom (Jermias Nomleni dari Boti) dan ibu rumah tangga (Maria Bees dari Fatulopo) itu sejak berumur 7 tahun, dia mulai masuk Sekolah Dasar di Inpres Ekpulen, Niki-niki. Selanjutnya Ci menamatkan diri pada jenjang SMP dan SMA Negri 1 Amanuban Tengah, Niki-niki.

Usai tamat SMA tahun 2010, Ci merantau selama 1 tahun ke pulau surga dunia Indonesia, Bali untuk mecari pengalaman dengan mengikuti kursus komputer.
Setelah itu, tahun 2012 Ci kembali ke kampung dan mengambil keputasan untuk kulia disalah satu kampus di kota kupang yaitu sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri.

Dari dunia kampus (usai wisuda 2016), Ci kembali ke kampung dan mulai terinspirasi untuk meniru tenunan dari kamupung Ibunya (Fatulopo). Yang menenun disana pun adalah saudari Maria Bees, ibunya.

Dari situ, Ci mulai mengumpulkan selimut dan sarung Boti juga fatulopo kemudian mencari ide untuk membuat suatu kreatifitas dengan rajutan tenunan motif daerah setempat.
Hingga terlihat pada akun facebooknya seperti sekarang, itu tidak luput dari bantuan kakak, Leta nomleni dan adik angkat, Astriliana manafe dalam memodifikasi pakian adat untuk dijadikan gaun atau dipakai untuÄ· pesta maupun gereja.

Karena memiliki segudang pengalaman, dirinya bukan saja mencantumkan motif pada pakaian, melainkan Ci memodifikasi sepatu bekas dengan tenunan, buatan secara manual.
Bagi Ci, pada akhirnya dia bisa menghasilkan kreatifitas juga lapanagn kerja baru walaupun tidak semewah, namun memuaskan dan sudah banyak dipesan hasil produk tersebut.

Perlu diketahui bahwa wanita yang gemar menyanyi ini pun tahun (2018), ahirnya dapat bekerja di kantor Depak TTS sebagai seorang penyuluh agama kristen.

Yang berminat dengan motif Timor, khusus Boti dan Fatulopo, silahkan menghubungi alamat dibawa ini, dia adalah adminnya.👇
Imel norcinomleni557@gmail.com
WA: 085337579718. (*DanilTakpala)

Minggu, 14 Januari 2018

DI KALIMANTAN, 4 WANITA ASAL FLORES TIDAK LUPA IDENTITAS DAERAH

(Stevani (Kanan) Petrin, Maria & Santia)
Teropongdanil-Kalimantan- Puluhan tahun berada di daerah orang. Hidup merantau dan mencari hidup. Jauh dari daerah asal, namun tidak lupa identitasnya. Begitulah kisah 4 wanita berdara Flores, NTT yang kini berada di Kalimantan Timur.

Via WA (14/01), salah satu diantara mereka, Stevani Mawe mengaku, sudah puluhan tahun mereka belum ke Flores, namun bukan berarti lupa budaya.

"Meski kaki dipijak ditanah orang, budaya asli tak pernah kami lupakan,, itu identitas. Salam_Flobamora dari kami Nona flores yang Stay di Kalimantam Timur" terang Stevani
Stevani
Wanita kelahiran Ende, 30 Agustus 1994 itu pun memperkanalkan nama 3 saudari lainnya: "Petrin Susantri Loda Lay (Samarinda 29 Juni 1993)"

"Maria Yubinita Sonata Lebi (Samarinda 3 oktober 2001) dan Maria Novita Santia Gale (Batu Majang 14 November 1998)"

Dirinya pun beralasan bahwa memakai baju adat krena cinta dan bangga terhadap budaya flores. Selain itu Dia berpesan, "Cintai Budaya mu" tutupnya. 

(*DanilTakpala)


Sabtu, 13 Januari 2018

LUNA MAU KASI TENAR PEREMPUAN ABUI PUNG PAKAIAN

Nona Luna dari Rusia (IwanNampira)

Teropongdanil-Takpala-Kalabahi-Ini khusus untuk para perempuan, Nona Luna dari Rusia Mau kasitau kita pakaian adat suku abui di Takpala, Alor NTT

Selain rambutnya digurau/dilepas ples alas kaki, Keng (Sarong) dilengkapi dengan Pakai/Fulak (Bakul tempat siri dan pinang), Awering (Muti pengikat kepala/sekarang daun Koli), Fok (Ikat pinggang wanita) dan Lasing (gelang kaki). ***(Danil) 

POPULERKAN IDENTITAS DAERAH, JESSICA SIMSON PAKAI SELENDANG ALOR

(Jessica Simson dengan balutan motif Alor NTT)
Teropongdanil-Jakarta- Banyak cara untuk memperkenalkan tenun ikat Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai identitas. Kali ini wanita berparas cantik populerkan identitas NTT lewat selendang Alor.
Dia adalah Jessica Simson. Via WA (13/01), malam, wanita kelahiran  Larantuka, 04 Maret 1999 itu mengaku bangga karena bisa pakai selendang asal NTT.
"Itu ciri khas kita, dan pastinya sangat bangga kalau pakai selendang asal alor NTT" terang dia yang saat ini kerja di Bandara Soetta terminal 2D handle Pesawat Cathay Pacific dari Hong Kong
Dirinya juga sangat percaya diri dengan selendang dimaksud. Baginya, itu cara dia memperkenalkan motif NTT di daerah orang. (*DanilTakpala)

Kamis, 11 Januari 2018

KUNJUNGI TAKPALA, SANNY KAMENGMAU: BUDAYA TAKPALA HARUS TERUS DIPELIHARA

Lokasi: Kampung Adat Takpala (Sanny, Abner & Danil)
Teropongdanil-Takpala-Kalabahi- Siapa tak tahu pengusaha sukses asal Alor, Sanny Kamengmau, dirinya sebut, budaya takpala harus terus dipelihara. 

"budaya takpala itu terus dipelihara. Kampung ini sudah tersohor dipelosok Dunia, tentunya kearifan lokal itu yang dicari" terang Sanny

Hal itu disampaikan Sanny saat berkunjung ke takpala, (11/01), sore. 

"saya terpanggil ketika adik @danil.takpala (nama FB & instagram) sering mempromosikan kampung adat ini" imbuh Sanny

Dia juga mendukung anak muda yang punya potensi mempromosikan kampung halaman. 

"saya siap mendukung anak muda yang punya petensi mempromosikan kampung" tutup Sanny

Sementara itu, Abner Yetimauh, tua adat di takpala, sangat bersyukur karena ucapan anak Sanny

"kami di kampung sangat senang karena anak Sanny mau mendukung anak yang punya kemampuan" perciknya

Dirinya juga berharap, anak Sanny (sebutan Abner) tidak lupa kampung ini (Takpala).

Note:
Kampung tradisional takpala, terletak di Dusun II, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Alor NTT. 

Penasaran dengan Kampung itu???? 
Silahkan berkunjung....!! 

Sanny Kamengmau adalah Pengusaha Sukses di Daerah Orang, Bali City. Jika perna dengar Tas merek #Romita, itulah adminnya

Minggu, 07 Januari 2018

KUNJUNGI TAKPALA, INI YANG DIKATAKAN GUALTHY MANIKARI

Mengenakan busana adat Takpala (Gualthy A Manikari)
Teropongdanil-Kalabahi- Saat mengunjungi kampung adat Takpala (03/01), membuat Gualthy Ariance Manikari merasa senang karena bisa melihat langsung kampung adat yang masih tradisional. 

"siapa yang belum kenal Takpala? Dunia juga tau kampung adat takpala. Saya senang bisa sampai disini dan melihat langsung suasana tradisional" katanya

Wanita kelahiran Fanating, 24 januari 1996 itu mengaku "Awalnya kenal takpala dari akun facebook dan Instagram @Danil.Takpala" 


Kedepan, dia mengharapkan Takpala menjadi lebih indah lagi. Tata dan kelola sebaik mungkin agar keasliannya terus dijaga sampai anak cucu nanti.

"Rumah adat, lego-lego dan suasana kampung terus dipelihara, buat indah lagi yang masi kurang tapi jangan menghilangkan nilai budaya. Semua untuk anak cucu yang akan datang" tutup Gualthy. **(DanilTakpala) 

DI TAKPALA, DELA NITSAE: PANTAS SAJA ORANG RAMAI DATANG

Dela Nitsae dengan busana adat Abui di Takpala
Teropongdanil-Kalabahi- Memiliki rumah-rumah adat yang unik dan suasana kampung yang sederhana serta masih kental dengan budaya daerah, membuat wanita asal TTU menyebutkan, "pantas saja orang ramai datang di Takpala"

"Pantas saja orang ramai datang di Takpala. Rumah adat dan suasana diperkampungan ini sederhana dan masih tradisional. Identitas kedaerahan itu nampak" percik Dela
Susunan rumah-rumah adat di Takpala
Sejak Sabtu, 30 desember 2017 lalu, menjadi hari perdana wanita kelahiran Kefa, 7 april 1992 itu menyentu kakinya di Takpala. 

"dari 2010, saya sudah sering melihat kampung takpala di Medsos namun hari ini menjadi sejarah dalam hidup. Akhirnya sampai juga" terang Dela

Ditambahkan, dirinya juga tidak sangka hari ini bisa ke takpala. Kebetulan, kenal Yober Tombang, makanya disini sekarang" imbuh alumni Undana kupang 2015 itu
Dela dan sahabatnya, Sela Loban
Selain rumah adat (gudang/lopo) dia juga tertarik dengan pakaian adatnya "sangat keren apalagi dilengkapi dengan aksesorisnya" kata Dela

Dirinya berharap bisa ke Takpala lagi. "jujur saya senang disini dan berharap bisa kesini lagi" tutupnya.**(DanilTakpala)

Rabu, 03 Januari 2018

TAKPALA DALAM GAMBAR

(Alumni SMANDU Kalabahi dengan busana adat Takpala, Alor NTT)
Teropongdanil- Kalabahi- Kampung tradisional Takpala terletak di Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU). Tepatnya di Dusun II, RT 06/RW 03, Desa Lembur Barat.
Anda yang hendak berkunjung, khusus diluar pulau alor, bisah via penerbangan maupun jalur laut.

Dari kupang, anda akan tiba di bandara Mali. Setelah itu, dengan Travel menuju lokasi dengan jarak sekitar 17 menit.
Jika via laut, anda akan tiba di pelabuhan kalabahi kemudian menggunakan travel atau ojek (motor), jarak tempu sekitar 30 menit sampai ke lokasi.
Poli Hiyetingkai



Senin, 01 Januari 2018

RIZAL: NUANSA EKSOTIS TAKPALA RUBAH JARAK PANDANG

Foto: Busana Adat Takpala (Rizal, kiri)
Teropongdanil-Kalabahi- Kampung yang sudah tersohor dimata dunia dengan tarian lego-lego, cakalele dan busana adatnya ini, selasa, 2 Januari 2018 sore, saat kunjungan bersama beberapa teman, Rizal Plaikari sebut "eksotis Takpala merubah jarak pandang"

Hal itu disampaikan Rizal karena menurutnya banyak orang lebih menikmati suasana global dibandingkan yang ada di perkampungan. 

"Kebanyakan maunya itu ikut zaman now, namun setelah sampai disini (Takpala), suasananya bedah. Seperti terpanggil begitu" ucap Rizal

"disini sangat alamia, saya terpanggil, bahwa budaya sebagai identitas itu seharusnya dicintai generasi muda. Setidaknya dapat mengimbangi pergeseran akibat zaman now" imbuhnya

Dijelaskan Rizal "mempertahankan rumah-rumah adat kemudia ketergantungan yang masi dengan alam itu luar biasa"

Baginya, susah untuk dijelaskan namun dia berharap lebih banyak datang itu bagus. Biar ada pembelajaran bagaimana hidup dengan budaya"

Tidak dijelaskan secara rinci namun dirinya berharap tidak datang sekedar foto-foto lalau pergi, namun setidaknya mengetahui kehidupan budaya di takpala seperti apa "maksudnya, agar kita bisa belajar dari situ"

Perludiketahui bahwa, dalam foto tersebut, selain Rizal,  ada juga Astuti, Oa komanireng, Imakulata, Hilda, Musa dan Jeck. **(DanilTakpala)

MISA TAHUN BARU, SEKAMI STASI TAKALELANG TAMPIL BEDA

SEKAMI Takalelang (Yufin)
Teropongdanil-Kalabahi- Memasuki tahun yang baru, umat katolik sedunia rayakan misa. Kali ini ada yang beda dengan umat di stasi takalelang, dimana Serikat Kepausan Anak-anak Misioner (SEKAMI), tampil beda dalam perayaan itu. 

Misa yang dipimpin oleh Pastor paroki Yesus Gembala Yang Baik, Kalabahi, Alor NTT, Rm Marselinus Seludin pagi tadi (01/01), itu dimeriahkan oleh koor dari SEKAMI. Yang beda adalah mereka menggunakan busana adat kampung tradisional takpala. 

Usai misa, pastor paroki menerangkan, bukan saja suara namun penampilan SEKAMI ini harus tampil di Kalabahi (Pusat Paroki), "Penampilan SEKAMI ini harus tampil di kalabahi satu saat. Bukan hanya suara namun busana takpala bikin warna dalam perayaan misa" Terang Marselinus

Disamping itu, Ance Fantang selaku pelatih koor sangat puas dengan penampilan SEKAMI dan pujian dari umat juga pastor paroki sendiri semoga mereka termotifasi. Dirinya pun senang karena mereka tapil beda dalam perayaan misa. 

"saya senang karena SEKAMI tadi tampil beda. Suara dan penampilannya dipuji oleh umat dan juga Rm Marsel. Diharapkan menjadi motivasi tersendiri untuk mereka" imbuh Ance. **(DanilTakpala)