Senin, 14 Mei 2018

Ini Agenda THE SEVENTH EAST NUSANTARA CONFERENCE


(Foto: Saat Konferensi berlangsung)
TEROPONGDANIL-KUPANG- Setelah Workshop di UKAW (7-13 Mei 2018) kemarin,http://teropongdanil.blogspot.co.id/2018/05/ukaw-kupang-adakan-workshop.html?m=1, 3 universitas kembali mengadakan The Seventh East Nusantara Conference dengan berbagai agenda. 

Konferensi yang berlangsung selama 2 hari (14-15) di hotel T-More itu dihadiri barbagai peneliti yang akan mempresentasikan karya ilmiahnya. Lihat pada gambar berikut: πŸ‘‡

* Hari pertama

** Hari Kedua

#Foto-foto konferensi













THE NEXT WORKSHOP, JUNE: UNTRIB AKAN JADI TUAN RUMAH

(Foto: Dekan UKAW, June Jacob)
TEROPONGDANIL-KUPANG- Panitia penyelenggara Workshop dokumentasi bahasa daerah NTT, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), June Jacob menyebutkan the next workshop, Universitas Tribuana (UNTRIB)-Alor akan jadi tuan rumah. 

"UNTRIB Alor akan jadi tuan rumah the next workshop"

Itu disampaikan Dekan UKAW saat pembagian sertifikat untuk semua peserta yang dinyatakan lulus, Minggu 13 Mei 2018. 
(Foto: Peserta Workshop dari UNTRIB Alor) 
Dirinya menilai, antusias mahasiswa/i UNTRIB yang dengan semangat ikut serta dalam kegiatan seminggu ini akan menjadi motivasi tersendiri dalam merefitalisasi ragam bahasa dan budaya di pulau Alor

"Antusias Mahasiswa/i UNTRIB ini menjadi motivasi tersendiri dalam refitalisasi ragam bahasa dan budaya di pulau Alor" pungkas June

Dia juga menambahkan, kita harus membuat satu wada, seperti Language Center di senat mahasiswa sehingga lebih cepat membantu dalam pendokumentasian dimaksut. 

"kami akan mulai dengan UKAW,  diharapkan UNTRIB pun setelah ini punya Language Center di Senat mahasiswa. Ini lebih cepat dalam dokumentasi bahasa daerah" imbuhnya

Hal itu direspon baik oleh ketua program studi (Kepro)  Bahasa Inggris UNTRIB, Adolfina Moybeka

"kami sudah punya lenguage center, hanya saja belum berjalan maksimal" tanggap Adolfina
(Foto: Kepro Bing UNTRIB Alor, Adolfina (baju berwarna Ping), saat foto bersama Mahasiswa/i-nya
Ia pun menyebutkan, "dengan pengalaman mengikuti workshop ini, kami (UNTRIB), mendapat hal baru dan akan menjadi bekal dalam pendokumentasian bahasa daerah di Alor. Tentunya kami siap" 

Baca selengkapnya πŸ‘‡πŸ‘‡

(*Danil) 


Minggu, 13 Mei 2018

USAI WORKSHOP, SEMUA PESERTA DINYATAKAN LULUS DAN DIBERI SERTIFIKAT

(Foto: Amos Sir saat menerima sertifikat dari Committee Reppresentative of Leiden (Marian), Hawaii (Gary) , & UKAW (June) disaksikan peserta lain
TEROPONGDANIL-KUPANG- Usai kegiatan Workshop di Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) dalam rangka Documenting Minority Languages in Nusa Tenggara Timur, peserta yang hadir dinyatakan lulus dan diberi sertifikat.

Kegiatan yang di organisir oleh UKAW, Universitas Leiden dan Universitas Hawaii ini telah berlangsung sejak tanggal 7-13 Mei 2018. Itu disponsori langsung oleh Netherlands Organisation for Scientific Research (NWO).

Marian Klamer yang memprakarsai kegiatan ini saat membagikan setifikat (13/05), mengapresisi semua peserta yang berpartisipasi aktif dan mampu melaksanakan semua progam dengan baik.

"Saya mengapresiasi semua yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dan mampu melaksanakan semua progam dengan baik" terang Marian
(Kekompakan Tim dalam menyelesaikan transkripsi)
Pujian datang dari Committee Reppresentative of Leiden, Gary Holton bahwa disemua tempat yang perna ia kunjungi dalam kegiatan workshop, NTT paling luar biasa.

"Saya hampir mengikuti semua kegiatan Workshop yang berkaitan dengan bahasa, dan disini (NTT), paling luar biasa" ungkap Gary

Sedangkan panitia selaku Dekan UKAW, June Jacob berharap ini akan terus berlanjut. Tidak hanya disini (kupang) tapi juga tempat lain. 

"saya harap ini akan terus berlanjut. Tidak hanya di kupang tapi juga di tempat lain" perciknya
(Foto bersama mahasiwa/i UNTRIB Alor) 
Dengan antusias para mahasiswa/i Universitas Tribuana (UNTRIB)-Alor dirinya optimis, tahun berikut mereka akan jadi tuan rumah. 

"antusias para mahasiswa/i UNTRIB-Alor, saya optimis tahun berikut mereka akan jadi tuan rumah" tutup June
(Foto: Semua peserta, perwakilan dari berbagai daerah di NTT) 
Perlu diketahui bahwa progarm yang dipelajari para peserta antara lain: making recording (videos and Audios), Wordlist, ELAN, Mffmpeg, JVC, HitFilmExpress, WeSay, OpenOffice.

Baca selengkapnya πŸ‘‡πŸ‘‡
teropongdanil.blogspot.co.id/2018/05/ukaw-kupang-adakan-workshop.html?m=1

(*Danil)

Sabtu, 12 Mei 2018

Menemukan Penutur Terakhir Bahasa Abui

(Repost: 20 Agustus 2017 23:14 wib)
Kampung Takpala di kecamatan Alor Tengah Utara (ATU), didiami oleh suku Abui, suku dengan populasi terbesar di Kabupaten Alor. Dalam kesehariannya seluruh warga Kampung Takpala menggunakan Bahasa Abui untuk berinteraksi satu sama lain. 
(Repost: 20 Agustus 2017 23:14 wib)
Namun bahasa Abui sudah hampir punah karena tidak ada lagi sang pewaris tutur. Beruntung ada Danil, seorang pemuda Abui yang berupaya melestarikan aksara warisan nenek moyangnya. (SOF)

https://m.medcom.id/video/360/0KvGAvoN-menemukan-penutur-terakhir-bahasa-abui

Rabu, 09 Mei 2018

LESTARIKAN BAHASA DAERAH, INI PESAN ORANGTUA ABUI DI KUPANG

Foto: Matias Malaimakani (Tengah), Tertius Atalani (Kiri), & Danil (Kanan)
TEROPONGDANIL-Kupang- Melestarikan bahasa daerah merupakan kesadaran yang perlu diapresiasi. Itu disampaikan orangtua Alor, Matias Malaimakani saat ditemui peserta workshop internasional dalam pendokumentasian bahasa daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu 9 Mei 2018.

"melestarikan bahasa daerah itu merupakan kesadaran yang perlu diapresiasi"

Lebih jelas, dirinya menegaskan, generasi muda harus jadi ujung tombak agar bahasa daerah tidak punah

"anak muda itu harus jadi ujung tombak agar bahasa daerah tidak punah" tegas pensiunan guru ini

Dia pun memberi contoh, "anak saya Abraham dan Maria itu kalau di rumah, kami (dengan istrinya, Naomi Padakari) bicara pake bahasa Abui. Akhirnya mereka bisa"

Dibenarkan pensiunan kejaksaan tinggi negeri kupang, Tertius Atalani bahwa di rumah, kedua anak itu sering gunakan bahasa daerah (Abui) dengan kedua orangtuanya (Matias & Naomi).
Foto: Mama Herlofina Kalmata saat didokumentasi oleh Omi (Peserta)
Selain itu, bersama orangtua abui lainnya, Herlofina Kalmata dan Markus Melang berterima kasih kepada penyelenggara Workshop yang melirik bahasa daerah mereka (Abui). 
Foto: Bpk Markus Melang saat didokumentasi oleh Fivi (Peserta)
Perlu diketahui bahwa ada 7 group yang dibagi dalam penelitian lapangan, masing-masing 1. Rote (Tii), 2. Rote (Lole), 3. Amarasi (Nekmese), 4. Amarasi (Buraen), 5. Helong (Bolok), 6. Oesao (Termanu) dan 7. Abui (Kupang).
(Foto: Peneliti Lapangan group 7, Danil,  Nisa, Omi,  Leah, Fivi) 
Note: Kenali lebih dekat Kegiatan Workshop dibawa iniπŸ‘‡

1. Foto di lapangan yang bisa dilihat:πŸ‘‡πŸ‘‡
2. Foto saat pembekalan yang bisa dilihatπŸ‘‡



Selasa, 08 Mei 2018

UKAW KUPANG ADAKAN WORKSHOP INTERNASIONAL BAHASA DAERAH NTT

(Foto: Saat Workshop berlangsung)
TEROPONGDANIL-Kupang- Dalam mendokumentasikan bahasa daerah di provinsi Nusa Tenggara Tumur (NTT), Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), adakan workshop Internasional

Kegiatan yang melibatkan perwakilan daerah Alor Pantar, Rote, Sabu, Sumba, Kupang, daratan Timor, Flores Timur dan sejumlah mahasiswa/i dari Universitas Leiden serta Hawaii itu sudah berlansung sejak senin 7 Mei 2018.
(Foto: Saat perwakilan mahasiswa/i Leiden & Hawaii presentasi)
Prof. Marin Klamer yang memprakarsai kegiatan tersebut saat ditemui (08/05), menyebutkan "ini akan berlangsung selama satu minggu, yakni tanggal 7 - 13 mei mendatang"

Sedangkan menurut dekan UKAW, June Jacob  ini merupakan kegiatan yang dapat melatih mahasiswa/i dalam penggunaan alat rekam serta cara transkripsi yang baik ketika penelitian lapangan. Apa lagi ini berkaitan dengan budaya dan bahasa. Itu dibenarkan guru senior Amos Sir
(Foto: Saat melakukan perekaman)
"inikan momen dimana melatih katong pung mahasiswa/i dalam penggunaan alat rekam juga cara transkripsi yang baik ketika melakukan penelitian terhadap dong pung bahasa dan budaya sendiri to..!" terang June dengan logat Kupang Maley

Selain itu, dirinya juga menegaskan "agar kita lebih dekat dengan budaya dan bahasa lokal itu sendiri sebagai identitas diri karena bukan kita, siapa lagi yang mau teliti katong pu bahasa?" Imbuh June
(Selfi bersama sebelum meninggalkan ruangan Workshop)
Setelah dibekali dengan sejumlah materi, selanjudnya para mahasiswa/i akan terjun ke lapangan selama 3 hari (Rabu, kamis & Jumat), dan kembali ke tempat kegiatan, Lantai 2 kampus publik UKAW.

Itu masing-masing, Rote (Tii), Rote (Lole), Amarasi (Nekmese), Amarasi (Buraen), Helong (Bolok), Abui (Kupang) dan Oesao (Termanu) sebagai bentuk aktualisasi dari workshop

Perlu diketahui bahwa Workshop ini disponsor langsung oleh Netherlands Organisation for Scientific Research (NWO). (*Danil)