Senin, 18 Desember 2017

DANIL: BUDAYA TUTUR DAN ZAMAN NOW

Fia Takpala (facebook Cherrly Padama)
Teropongdanil- Budaya tutur zaman dulu adalah kebiasaan yang telah diucapkan para orangtua dari mulut ke mulut dan hampir terus dipupuk. Itu seharusnya dirubah dan tidak boleh dipertahankan. Zaman Now adalah zaman dimana kita mengenal tulisan, tidak lagi hanya jadi pendengar setia. Tulis sebanyak-banyaknya sebelum terlambat. 

Perkembangan diera sekarang jika tidak diimbangi maka pergeseran akan mendahului setiap kita yang mau menunda-nunda. Apapun alasannya, jangan berhenti menulis. Sebab budaya tutur itu hanya akan jadi sebuah dongeng jika tidak disertai dengan tulisan. Tutur orang pertama akan bedah dengan orang kedua dan seterusnya. Jaman now sudah dimudahkan dengan Handphone dan alat perekam lain. 

Ini menjalar ke cerita sejarah. Tanyakan pada diri anda, apakah semua itu akan jadi dongeng?? Mari kita merekam, menyimak dan menulis untuk anak cucu yang akan datang. "Bahasa itu akan mati kalau tidak ada lagi penuturnya". Saya kemudian menerjemahkan, bagaimana dengan cerita sejarah? (reflektif).

Refleksi ini datang dari cerita yang mungkin dianggap hanya sebuah dongeng. Ini soal "Mon Mot". Itu adalah seekor ular yang menelan ratusan orang abui sekampung di Kabilelang. Kampung itu berada di desa Lembur Barat, kecamatan Alor Tengah Utara, Alor NTT. Lebih memperjelas dan menambah rasa penasaran, anda bisa buktikan itu dengan mendatangi langsung, Bpk Mansur Maata dan Yunus Yetifani dikampung Nurdin.

Yang ingin saya katakan adalah, kenapa sampai keturunan mereka yang dari kampung kabilelang itu tidak mempunyai keturun yang banyak?? (bisa cek sendiri). Jangan sampai cerita dikampung anda dibilang dongeng, sebab itu hanyalah budaya tutur. Mari perkuat itu dengan sebua cerita dalam tulisan.**(Danil) 

Note:
Cerita "Mon Mot" itu telah didokumentasikan oleh para mahasiswa/i dari Singapur: Rachel Siao Jia Yu (pengara dan editor), Frantisek Kratochvil (produser eksekutif), Dang Mai Trang (produser) Daniel Chong, Jason Ye, Shuan Neo (direktur fotografi dan juru kamera).
Abui Hanoting (Youtube) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar