Kamis, 14 Desember 2017

WOW..! INI YANG MENARIK HATI SEORANG GEORGE SAAD KE ALOR

KALABAHI- Banyak ahli bahasa hampir tertarik menuju Indonesia timur untuk melakukan penelitian terhadap bahasa-bahasa daerah disana. Salah satunya adalah Bahasa Abui di kepulauan Alor, Provinsi Nusa tenggara timur (NTT). Bagaimana tidak, selain struktur bahasanya yang menarik namun menurut peneliti-peneliti terdahulu, bahasa abui bukan termasuk keluarga bahasa Austronesian.

Setelah Prof. Franticek Kratochvil (asal Ceko) dan Benediktus Delpada (Pengguna bahasa) yang dalam penelitiannya berhasil menciptakan kampus pengantar bahasa Abui edisi pertama ditahun 2008, muncullah peneliti-peneliti lain seperti calon doktor dari universitas Hawai’i, Amerika Serikat Blake Amanda Lee dan universitas Leiden, Belanda, tempat Kratochvil berkulia, George Saad.

Saad  yang berhasil dikonfirmasih via messenger, (8/10), mengaku tertarik dengan bahasa daerah Abui kerena memiliki struktur yang menarik. Misalnya satu kalimat tetapi bisah punya makna yang berbeda, seperti  “Afu Nee” bisah mempunyai arti Makan Ikan atau Ikan makan. Tergantung bunyi.

“Bunyi dari setiap kalimat dalam bahasa abui sangat menarik untuk diteliti. Selain “Afu Nee” dan contoh-contoh lain, ada juga kata penghubung “Ba” dan “ya”. Seperti ; Neng nuku mitidi ya balei san nee Atau Neng nuku mitidi ba balei san nee” kata pria yang punya nama julukan Ata, sebutan orang Abui di Takpala.

“Diartikan dalam bahasa indonesia adalah seorang laki-laki duduk (Ba = sambil) makan pisang masak atau Seorang laki-laki duduk (Ya=dan) makan pisang masak. Namun kata penghubung ini bisah punya makna lain secarah lisan seperti sebutan ya (yaa) = Jalan, Pergi atau air. Sedangkan ba (baa)= kandang, pagar dan tembok. Ini yang kemudian membuat saya secarah pribadi ingin mengetahui mengapa demikian” jelasnya
Lebih jelasnya Saad berpendapat bahwa abui adalah bahasa daerah tapi bukan dari keluarga bahasa Austronesian. Itu berarti bahasa ini dipakai sebelum orang Indonesia barat datang di Nusantara.

“Abui adalah bahasa daerah tapi bukan termasuk keluarga bahasa Austronesian. Artinya bahwa ini dipakai sebelum orang Indonesia barat mendatangi nusantara” kata pria berkebangsaan Yunani ini.

Dia juga menyebutkan  kemungkinan Orang Alor dan Pantar datang dari papua sudah 5000 tahun atau lebih karena persamaan bahasa dan budaya yang mirip, maksutnya tidak sama seperti yang dibawakan oleh orang Indonesia Barat.

Selain menambah rasa penasaran yang tinggi dari segi bahasa, dirinya juga senang karena sangat bersahabt dengan warga. “Kalu saya datang di Alor, orang Abui hanya welcome, kasih saya tempat tinggal, kasih makan seperti rumah sendiri. Artinya kita tidak bedah, kita satu keluarga ” tutup Saad.**(www.zonalinenews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar